LAMONGAN - Seiring diterapkannya Kurikulum Merdeka, pendekatan pembelajaran dan asesmen berdiferensiasi menjadi semakin relevan, untuk itu SMP Negeri 3 Lamongan menyelenggarakan Workshop pembelajaran dan asesmen berdiferensiasi dalam kurikulum merdeka pada Juma'at (29/11). Kurikulum ini mengedepankan fleksibilitas dan kebutuhan siswa sebagai pusat proses belajar. Artinya, setiap siswa dipandang sebagai individu unik dengan potensi dan kebutuhan belajar yang berbeda.
Dalam sambutanya Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lamongan Munif Syarif menekankan kepada guru-guru mengenali potensi dalam diri anak didiknya, sehingga metode pembelajaran bisa diterima pada anak-anak.
"Tugas kita sebagai pendidik adalah memastikan bahwa setiap siswa mendapatkan kesempatan belajar yang sesuai dengan kemampuannya, minatnya, dan gaya belajarnya"
Lebih lanjut pak kadin berpesan supaya manfaatkan momentum ini untuk saling berdiskusi, bertukar pengalaman, dan memperkuat komitmen kita dalam memberikan pendidikan terbaik bagi generasi masa depan. Saya yakin bahwa dengan semangat dan dedikasi kita bersama, implementasi Kurikulum Merdeka akan berjalan dengan baik dan memberikan dampak positif bagi pendidikan di Indonesia.